Membangun pondasi keuangan, dimulai dari mengatur cashflow!

by - 10:17 pm

Atur Cashflow dengan Jenius

"You must gain control over your money, or the lack of it will forever control you" - Dave Ramsey
Akhir-akhir ini aku lagi doyan banget soal personal finance. Mulai dari baca beberapa buku, baca artikel-artikel di CNBC, nonton channel youtube, maupun ikutan seminar. Aku juga baca beberapa artikel bermanfaat di cocreate.id. Biar ga lupa, aku bakal nulis blog post tentang hal yang udah aku pelajari supaya bisa dibaca lagi, dan lebih bersyukur lagi kalau ternyata bermanfaat untuk pembaca blog aku :) let's start!


Financial success doesn't happen overnight. Kita harus mulai membangun pondasi keuangan sedini mungkin untuk menghindari beberapa kasus finansial seperti terlilit hutang kartu kredit, tidak punya dana darurat, salah memilih produk investasi, dan lain-lain. Menuju financial success membutuhkan pondasi keuangan yang kuat. Kenapa kok repot amat sih fresh-grad kayak aku udah ngomongin beginian? It's never too early to start anything, you will be thanking yourself for starting earlier. Jadi apa yang harus disiapkan untuk membangun pondasi keuangan yang solid?
  1. Pahami dan kelola arus kas keuanganmu
  2. Atur porsi hutang produktif maupun konsumtif
  3. Lindungi diri dengan asuransi
  4. Membangun portofolio investasi yang tepat
Post kali ini aku akan bahas poin pertama, tentang mengatur arus kas keuangan.

Kelola arus kas keuanganmu
Ada dua versi untuk mengatur keuangan yaitu menggunakan persentase (%) atau budgetting. Tetapi yang paling relevan buat aku adalah budgetting. Persentase (%), seperti menabung 5%, investasi 20% dan lain-lain itu sangat bias karena kebutuhan maupun goals tiap orang pasti berbeda. Jadi, kenali dirimu and make your own budget! Dengan budgetting kita mengetahui berapa uang yang kita hasilkan dan keluarkan tiap bulannya, membantu kita untuk keep on track dengan mimpi kita dan menggunakan uang dengan seharusnya. Setelah bikin budget, aku ga mau ribet ngelola arus kas keuangan, jadi aku pake Jenius. Karena bikin hidup aku lebih mudah, aku rela banget ngejelasin ke beberapa temen, saudara, maupun pacar. Kali ini aku akan share pengalamanku mengatur keuangan pake jenius, untuk membangun solid financial foundation! Sebelumnya, apa sih Jenius itu? Manfaat apa yang aku dapatkan dari Jenius?

"Jenius adalah Banking Reinvented, Anda memiliki kendali penuh dalam mengatur hidup dan keuangan melalui smartphone dengan aman, mudah dan cerdas. Selain dapat membuka tabungan melalui smartphone tanpa perlu ke bank, Anda akan menemukan cara baru mengatur Life Finance dengan $Cashtag, Save It, Send It, Pay Me, Split Bill, eCard, dan lain-lain"
 Sumber: https://www.btpn.com/id/tentang-kami/segmen-usaha/jenius

Track your cashflow with In & Out


Hal pertama yang harus diperhatikan adalah uang masuk dan keluar atau biasa kita lihat di rekening koran. Aku awalnya kaget sama laporan transaksi yang ada di jenius, karena super detail. Misal menggunakan kartu debit untuk pembayaran di pom bensin, laporannya tertulis SPBU beserta lokasinya. Kalau pake debit untuk bayar makanan, juga tertulis nama restorannya. Dulu aku repot nyatet satu-satu, karena rekening koran berisi kode-kode unik jadi kadang aku lupa itu transaksi yang mana. Karena sekarang terpampang nyata, jadi ketahuan deh bocor halusnya dimana~

Manage your budget using E-Wallet and Jenius Card Center


Untuk mengatur budget pembayaran cashless seperti OVO dan GO-PAY, aku menggunakan e-wallet di Jenius karena ga ada biaya tambahan. Jadi biasanya tiap bulan aku transfer langsung untuk kebutuhan satu bulan, bisa kepantau deh pengeluaran cashless kita. Untuk budget entertainment seperti nonton bioskop, aku juga menggunakan top up di M-TIX. Jadi kalau saldo udah abis untuk sebulan, ga aku tambah-tambah deh demi menghindari bocor halus =)

Selain e-wallet, aku juga menggunakan beberapa kartu jenius yaitu M-Card, E-Card, dan X-CardM-Card adalah kartu yang kita dapatkan saat pertama kali buka rekening jenius, kartu debit ini aku gunakan untuk pengeluaran sehari-hariku. E-Card adalah alat pembayaran yang biasanya hanya bisa dilakukan oleh kartu kredit, sehingga kartu ini penolong banget untuk anak muda yang belum pengen bikin CC kayak aku. Untuk beberapa pembelian online seperti langganan netflix, spotify, maupun pembayaran domain blog, aku pakai E-Card. Saldo e-card bisa kita top-up maupun refund, jadi kalo ada pembayaran aja baru deh di top-up saldonya. Sedangkan X-Card adalah kartu tambahan yang bisa di top-up juga, berguna banget untuk budgetting semisal satu kartu untuk budget makan, transportasi, atau kasih uang ke orang tua. Karena aku masih belum butuh jadi belum pernah mengajukan penambahan kartu. Tapi caranya gampang banget, tinggal klik create new x-card di aplikasinya.

Start automatic contributions using Dream Saver

Jenius Dream Saver

Mengatur deposit harian/mingguan/bulanan secara otomatis untuk suatu hal berarti kamu ga perlu mikir dua kali untuk saving, karena kamu ga akan lupa untuk memindahkan uangnya. Di Dream Saver kita bisa input berapa besar dana yang dibutuhkan untuk mencapai mimpiku, lalu jenius akan hitungkan berapa dana yang harus didebit dan berapa lama waktunya untuk mencapai mimpiku. Daripada cuman diangan-angan lalu kelupaan nabung, mending gini kan? Dana yang terkumpul lebih terlihat jelas, terasa lebih dekat dengan mimpi kita. Dengan fitur ini, kita ga akan merusak cashflow untuk hal-hal yang membutuhkan dana lebih, karena bisa kita cicil terlebih dahulu dananya. Sekali lagi, watch and maintain your cashflow!

Build your emergency fund with Flexi Saver and Maxi Saver

Jenius Maxi Saver

Ini hal yang sering terlupakan oleh banyak orang. Jangan buru-buru melakukan investasi kalau belum punya dana darurat, you have to do it simultaneously. Ga mau kan kalau ternyata produk investasi yang kita pilih return yang diberikan tidak sesuai, atau malah kehilangan modal, lalu merusak cashflow kita karena kita ga punya dana darurat? Hiii mengerikan \'o'/

Bagi aku penyimpanan dana darurat penting untuk diperhatikan karena dana ini harus mudah diakses, pencairan cepat, dan juga likuid. Sangat tidak direkomendasikan untuk menggabung dana darurat ini dengan dana kita sehari-hari, karena ditakutkan akan terpakai untuk hal yang ga darurat-darurat amat  seperti shopping hahaha. Makanya tabungan yang tidak aku gunakan secara mendadak ditempatkan di Flexi Saver, karena fitur ini seperti tabungan pada umumnya tetapi memberikan higher interest among others (5% sebelum pajak). Bisa top-up dan withdraw kapan aja, ngga pake penalty! Interest dihitung sesuai saldo perhari tapi bunganya dibayarkan perbulan.

Untuk dana darurat aku simpan di Maxi Saver. Aku memilih fitur deposito ini karena jika sewaktu-waktu butuh ditanggal yang bukan saat jatuh tempo, pencairan dana mudah (tidak perlu ke bank, tidak ada dokumen maupun biaya materai), tidak ada penalty tapi bunga dibulan itu tidak dibayarkan. Fair enough, right? Selain itu bunga yang diberikan cukup bersaing yakni 6,75% dan 7% tergantung principal / dana yang didepositokan. Aku membuat maxi saver dengan maturity 1 bulan dan automatic roll over principal + interest, jadi dana darurat beserta bunga yang didapat otomatis diperpanjang untuk bulan-bulan kedepannya. Bukannya terpakai, dana darurat jadi bertambah deh. Bahagiaaa~

Beberapa orang juga menggunakan deposito dengan tujuan investasi, tapi kalau aku memilih deposito sebagai pengaman dana darurat. Untuk investasi aku memilih produk yang lebih agresif (memberikan return lebih tinggi seperti saham/obligasi) karena umurku yang masih muda. Sekali lagi, beda orang, beda tujuan, beda profil resiko. Untuk investasi sudah pernah aku bahas dibeberapa blog post sebelumnya, dicek juga yaa! 

Yuk mulai bangun pondasi keuangan secepat mungkin. See you on other posts! 

You May Also Like

6 comments